Banyak kandidat yang bertarung di Pemilu Kepala Daerah yang tidak hanya menggunakan cara-cara tradisional seperti memasang baliho di seluruh sudut wilayah dan melakukan kunjungan tatap muka dengan pemilih, tetapi mereka juga sudah memanfaatkan media sosial dan memiliki tim media sosial. Tapi hal itu juga belum tentu dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitas mereka di mata pemilih. Mengapa hal ini dapat terjadi? Bisa jadi pesan politik dalam konten yang diproduksi tidak tepat sasaran.
Maka, penting bagi setiap kandidat dan tim media sosialnya untuk mengoptimalkan kampanye media sosial berangkat dari data. Belajar dari Pemilu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yang dimenangkan oleh pasangan Prabowo-Gibran menunjukkan pentingnya penggunaan data science sebagai salah satu kunci kemenangannya. Mereka memanfaatkan analisa dari Lembaga Survei dan Social Media Monitoring untuk membuat konten dengan pesan politik yang tepat untuk mendapatkan dukungan dari rakyat.
Buku ini berisikan pedoman bagaimana penggunanaan data science yaitu data survei dan Social Media Monitoring sebagai landasan membuat konten yang powerfull dalam menggaet pemilih potensial.
Anwar ST., MT. lahir Bone, 02 Februari 1982, menyelesaikan Pendidikan S1 dan S2 di Universitas Hasanuddin Makassar pada Teknik informatika, saat ini aktif mengajar Data Mining pada kampus Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Palu dan Lembaga Online Course skilledu.id
Selain mengajar saat ini juga menjadi Tenaga Ahli anggota DPD RI dan Konsultan Media Sosial untuk Pemerintah Kota Makassar. Penulis telah mengeluarkan karya buku Sosial Media, Social Media Politica; Gerak Massa Tanpa Lembaga (2013), Landskap Media Online Pemkot Makassar (2023).
Review
Write a quote here from one of your customers. Quotes are a great way to build confidence in your products or services.